Sabtu, 07 Mei 2011

Pengembangan Bahan Ajar TIK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Puskur Diknas (2004) menyatakan bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media. Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK di sekolah. Pembelejaran TIK saat ini masih cenderung menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan pemberian LKS (Lembar Kerja Siswa) yang memeiliki cakupan materi yang kurang mengarah pada Kompetensi dasar.  Pada pembelajaran TIK sumber belajar atau bahan ajar masih belum maksimal dan perlu untuk dikembangkan.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Bahan ajar merupakan salah satu lingkup penting yang berfungsi sebagai wahana belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebagai bagian dari sumber belajar, bahan ajar memiliki peran penting dalam perencanaan pembelajaran dan proses pembelajaran.
Bahan ajar yang dikembangkan sendiri harus disesuaikan dengan karakteristik sasaran yang mencakup lingkungan sosial, budaya, geografis, tahapan perkembangan peserta didik, kemampuan awal, minat, latar belakang keluarga dan lain-lain. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dan sebagainya.
Nurhadi (2009:1) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai dengan kurikulum, maka seorang guru harus dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan dan harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas, yang lebih memberdayakan siswa. Hal tersebut berarti bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dibutuhkan strategi pembelajaran yang efektif di kelas. Sehubungan dengan pentingnya strategi yang harus digunakan oleh guru dalam bahan ajar TIK, maka penelitian kami melakukan penelitian pengembangan bahan ajar. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar cetak berupa modul sebab bahan ajar ini menawarkan banyak kemudahan bagi pembacanya.
Modul merupakan suatu unit program pembelajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Dengan kata lain, modul merupakan suatu paket belajar yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Modul berisi progam pembelajaran pada bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah (Punadji dan Efendi, 1990:9). Melalui pokok bahasan dapat dipilih dan disusun secara sistematis dan berkesinambungan. Kesinambungan yang tersaji dalam modul akan memudahkan siswa dalam belajar dan berfikir.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Negeri 2 Ponorogo, didapatkan bahwa pembelajaran TIK, masih menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan pemberian LKS (Lembar Kerja Siswa). Di sekolah ini motivasi belajar siswa juga masih tergolong rendah karena kurangnya sumber belajar maupun bahan ajar yang digunakan, kurangnya variasi dalam metode pembelajaran yang diberikan oleh guru. Jumlah tenaga pendidik yang terbatas dan lebih banyak  jumlah siswa menjadi masalah dimana guru sangat sulit untuk mengatur proses belajar siswa di kelas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan serta permasalahan yang ada, SMA Negeri 2 Ponorogo belum menggunakan bahan ajar cetak berupa modul sebagai media pembelajaran. Dengan demikian pengembang bermaksud mengembangkan bahan ajar cetak berupa modul Mata Pelajaran TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office untuk siswa SMA Negeri 2 Ponorogo supaya mempermudah siswa dalam pemahaman materi.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut
1.      Bagaimana bentuk pengembangan modul TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office untuk siswa SMA Negeri 2 Ponorogo?
2.      Bagaimana isi pengembangan modul TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office untuk siswa SMA Negeri 2 Ponorogo?
3.      Apakah modul yang dikembangkan sesuai atau layak berdasarkan hasil validasi untuk digunakan dalam pembelajaran TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office untuk siswa SMA Negeri 2 Ponorogo?

C.    Spesifikasi Produk yang Diharapkan
           Produk yang diharapkan dari hasil pengembangan ini adalah bahan ajar cetak dalam bentuk  modul yang tersaji secara visual. Dalam pengembangan modul lebih memperhatikan susunan tampilan, bahasa yang mudah dipahami, menguji pemahaman, stimulan, kemudahan dibaca, dan materi intruksiaonal. 
           Spesifikasi produk dalam pengembangan ini sebagai berikut.
1.      Modul yang dikembangkan berisikan (menyajikan) materi TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office. Untuk memperjelas materi didukung dengan tulisan yang berwarna dan menarik, gambar, dan contoh konkret supaya menambah kemenarikan isinya dan mengurangi kejenuhan pada saat proses belajar.
2.      Modul pemebelajaran TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office dapat digunakan sebagai media pemebelajaran yang sangat praktis dan mudah untuk dibawa, pembelajaran bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun.
3.      Modul terdiri dari tiga bagian, bagian awal, isi, dan bagian akhir.

D.    Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Adapun pentingnya penelitian dan pengembangan bahan ajar TIK Kelas XI Semester 2 Kompetensi Dasar Microsoft Office adalah sebagai berikut:
a.       Bagi SMA Negeri 2 Ponorogo
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik serta sebagai  media pembelajaran yang dapat digunakan secara maksimal di sekolah.
b.      Bagi Guru mata pelajaran TIK SMA Negeri 2 Ponorogo
Modul ini diharapkan dapat memberikan alternatif model baru dalam penyusunan bahan ajar yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran TIK di SMA.
c.       Bagi siswa SMA Negeri 2 Ponorogo
Membantu siswa dalam memperoleh alternatif  bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan sebagai sumber belajar baru untuk memberikan motivasi dalam kegiatan belajar.
d.      Bagi pengembang
Dapat dijadikan sebagai sarana mengasah dan mendalami keterampilan dalam menciptakan sebuah pengembangan yang baru dan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan bahan ajar yang lebih kreatif.

E.     Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
1.      Asumsi Penelitian dan Pengembangan
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
a.       Pengembangan bahan ajar cetak ini dapat memberikan pembelajan yang lebih bervariasi, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa.
b.      Pemanfaatan bahan ajar cetak ini dapat meningkatkan hasil kegiatan belajar karena materi yang disajikan secara variatif dan menarik karena dalam penyajiannya terdapat gambar, contoh-contoh, dan tulisan yang bervariasi dan berwarna.
2.      Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan bahan ajar ini mempunyai beberapa keterbatasan. Adapun masing-masing keterbatasan pengembangan diuraikan sebagai berikut.
a.    Keterbatasan yang berkaitan dengan sasaran uji coba dan pengembangan ruang lingkup pengembangan ini terbatas pada pengembangan bahan ajar TIK untuk kelas XI SMA semester 2 SMA Negeri 2 Ponorogo. Penentuan kelas XI semester 2 dilakukan berdasarkan Kompetensi Dasar Microsoft Office.
b.    Uji coba dalam pengembangan bahan ajar ini terbatas pada uji ahli materi, ahli media, dan audiens atau siswa kelas XI SMA. Uji ahli media dilakukan oleh dosen Universitas Negeri Malang. Uji ahli materi dilakukan oleh guru SMA Negeri 2 Ponorogo. Uji audiens atau siswa dilakukan oleh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ponorogo.

F.      Definisi Istilah
       Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).
1.    Pengembangan adalah proses pengadaan atau pembuatan sesuatu dengan maksud untuk menghasilkan produk yang berguna dalam pembelajaran di kelas maupun bagi masyarakat luas.
2.    Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.    Pengembangan bahan ajar adalah sebuah proses untuk menghasilkan sebuah produk bahan ajar yang dapat digunakan untuk membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4.    Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar